DOA—BERSATU DENGAN TUHAN
Luk. 10: 38-42
=========================================================================
=========================================================================
1.
Maria
dan Marta adalah perpaduan antara kontemplasi dan aksi.
Bila perbedaan di
pertentangkan maka amaka maria akan menjadi tokoh kontemplasi dan marta tokoh
aksi yang di cela oleh Yesus dengan menunjuk pada keunggulan kontemplasi, akan
tetapi sikap dan sifat dalam teori saja di nilai objektif, karena pada
kenyataannya sikap dan sifat ini sulit di pisahkan dari kepribadian secara keseluruhan dalam watak , charisma dan
panggilan yang di nilai secara subyektif. Setiap pribadi tidak bebas begitu
saja memilih mau kontemplasi atau aksi tanpa memperhitungkan kesanggupan, karena
itu sudah di siapkan oleh Tuhan yang memilih dan memisahkan orang untuk
panggilan dan charisma tertentu sejak dari kandungan ibu. Dalam gereja dan
aspek pelayanannya kontemplasi dan aksi harus selalu berdampingan, saling
membuahi dan menyuburkan bahkan di zaman aksi saat ini pun panggilan
kontemplasi dan aksi harus tetap di pertahankan.
2.
Pada
setiap manusia perlu dikembangkan kontemplasi dan aksi.
Tidak jauh beda dengan
kehidupan keluarga, pemikiran seorang ayah harus di dukung oleh perhatian
seorang ibu, kepemimpinan seorang pria keluar harus di damping oleh kesibukan
wanita di rumah untuk membina suasana yang
tenang dan seimbang serta menumbuhkan sikap dan rasa cinta yang lengkap bagi anak-anak
mereka. Begitupun dalam pelkayanan kita atas nama gereja akan selalu ada unsure
kontemplatif dan aksi, menengadah kepada Tuhan sambil terus membangun dunia.
Yesus sendiri dalam keseimbangan sempurna selalu memadukan antara Doa dan
karya, pergaulan dengan sesame manusia dan
konsultasi dengan Tuhan. Mother Teresa berkata “Karya yang kita tangani
saat ini adalah proyek allah dan kita adalah perpanujangan tangnNya”.
Namun di zaman yang
super aksi atau era digital ini, dimana setiap orang hanay di hargai menurut
prestasi, seruan “suruhlah dia membantu aku”, harus di imbangi dengan petunjuk
Yesus, bahwa ada hal yang lebih perlu, duduk sejenaj dalan Doa dan mendnegarkan
Tuhan, bertanya dan konsultasi kepadaNya “apakah proyek Allah yang kita
kerjakan hari ini sesuai dengan rencana Allah? ”.
3.
Saudara-saudara
yang terkasih, penerimaan tamu ini bagi Maria dan Marta akan berbeda. Maria
menerima tamunya yang tak lain dan tak bukan
adalah Yesus. Maria selalu memperhatikan dan mendengarkan kata-kata Yesus
hingga Maria duduk dekat kaki
Tuhan Yesus. Sedang Marta sibuk dengan melayani makanan dan minuman buat Tamunya
itu. Sekarang mana yang
lebih penting, melayani suguhan atau mendengarkan kata-kata Yesus? Pada suatu Kring di Surabaya, ada peraturan bahwa di dalam pertemuan
umat Kring, tidak
diperkenankan memberi makanan. Hanya teh atau minuman semacam Aqua saja. Nanti yang tidak
punya tidak mau menjadi tuan/nyonya rumah pertemuan Kring, karena tidak ada
yang disuguhkan. Bagi yang punya, hal ini
akan membuat tidak enak dan bagi umat yang hadir menjadi tidak gembira. Pertemuan pada jam 7.00 malam, kalau rumah agak jauh ya berangkat ja, 6.30. Kalau tidak sempat makan ya tidak jadi berangkat. Karena di dalam Pertemuan nanti bakal tidak ada suguhan. Yang paling baik adalah kalau ada pertemuan Kring kalau ada ya berilah ketela rebus atau yang lain. Hal cukup bisa menggembirakan dan akan membuat yang hadir akan lebih banyak.
Tetapi yang penting bukan Maria atau Marta saja, ya kalau disuruh memilih Marta atau Maria, maka semua akan memilih Maria. Memilih menjadi murid Yesus yang sungguh-sungguh.
Tetapi Marta juga penting, kalau Yesus pada waktu itu belum makan maka tentu membutuhkan makanan. Kita menghadapi dua yang kedua-duanya penting, jasmani atau rohani. Maka saya akan mengutip kata-kata Mgr. Helder Camara, seorang Uskup yang mati ditembak sewaktu
mangadakan Misa. "Aku bukan gembala jiwa-jiwa, tetapi aku gembala manusia". Manusia bukan hanya jiwa saja, tetapi jiwa dan raga. Kedua-duanya penting, bagaikan pinang dibelah dua. Tuhan menyelamatkan manusia. Manusia yang lengkap, yaitu jiwa dan raga. Yang benar bahwa kita memilih kedua-duanya Maria dan Marta, jiwa dan raga seutuhnya. Karya dan Doa dengan utuh.Sehingga kita merasakan dengan sungguh kedekatan dengan Tuhan. Sebab manusia bukan hidup hanya dari roti saja yang di usahakan menusia tetapi tak kalah penting juga dari setiap sabda yang keluar dari mulut Allah. Di titik inilah kita diperhadapkan kepada dua keadaan: seperti Marta yang sibuk BAGI atau UNTUK Tuhan atau seperti Maria sibuk DENGAN Tuhan.
akan membuat tidak enak dan bagi umat yang hadir menjadi tidak gembira. Pertemuan pada jam 7.00 malam, kalau rumah agak jauh ya berangkat ja, 6.30. Kalau tidak sempat makan ya tidak jadi berangkat. Karena di dalam Pertemuan nanti bakal tidak ada suguhan. Yang paling baik adalah kalau ada pertemuan Kring kalau ada ya berilah ketela rebus atau yang lain. Hal cukup bisa menggembirakan dan akan membuat yang hadir akan lebih banyak.
Tetapi yang penting bukan Maria atau Marta saja, ya kalau disuruh memilih Marta atau Maria, maka semua akan memilih Maria. Memilih menjadi murid Yesus yang sungguh-sungguh.
Tetapi Marta juga penting, kalau Yesus pada waktu itu belum makan maka tentu membutuhkan makanan. Kita menghadapi dua yang kedua-duanya penting, jasmani atau rohani. Maka saya akan mengutip kata-kata Mgr. Helder Camara, seorang Uskup yang mati ditembak sewaktu
mangadakan Misa. "Aku bukan gembala jiwa-jiwa, tetapi aku gembala manusia". Manusia bukan hanya jiwa saja, tetapi jiwa dan raga. Kedua-duanya penting, bagaikan pinang dibelah dua. Tuhan menyelamatkan manusia. Manusia yang lengkap, yaitu jiwa dan raga. Yang benar bahwa kita memilih kedua-duanya Maria dan Marta, jiwa dan raga seutuhnya. Karya dan Doa dengan utuh.Sehingga kita merasakan dengan sungguh kedekatan dengan Tuhan. Sebab manusia bukan hidup hanya dari roti saja yang di usahakan menusia tetapi tak kalah penting juga dari setiap sabda yang keluar dari mulut Allah. Di titik inilah kita diperhadapkan kepada dua keadaan: seperti Marta yang sibuk BAGI atau UNTUK Tuhan atau seperti Maria sibuk DENGAN Tuhan.
4. Marta
sibuk melayani, tentunya bukan melayani diri sendiri atau melayani orang lain,
tetapi melayani Yesus sebagai tamu istimewa mereka. Sedang Maria hanya menemani
Yesus untuk bicara. Etisnya memang Maria membantu Marta bukan duduk ngobrol.
Tetapi di sini Yesus sedang berbicara sesuatu yang lebih hakiki ketimbang
sebuah etika penerimaan tamu. Kehadiran-Nya di dunia memang berbudaya tetapi
tidak berarti Ia terikat atau bahkan terbelenggu oleh budaya. Baginya budaya
hanya alat untuk mencapai misi-Nya. Mengedepankan budaya dengan kehilangan inti
berita sama artinya membuang air mandi bayi dengan bayinya sekaligus.
Mari kita lihat sejenak hidup dan perjalanan kita,
1.
Sejauh
mana kedua cara hidup ini telah kita jalani,cenderung yang mana?
2.
Aksi
atau kontemplatif? Atau kita sudah mampu memadukan kedua-duanya?
3.
Dan
sejauh mana kedua cara ini telah mempengaruhi sikap dasar dan kepribadian kita?
Salam. Rufina FSE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar